back to-------->

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

selamat datang di............. "di BLOG DUNIAKU AGAMAKU....................MENUJU ISLAM KAFFAH.......salam cinta dan salam damai"

Kamis, 09 Februari 2012

[DOA] adab membaca al-quR’an + cara menghafal Qur’an


“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin. Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini?”
[QS. Al Waaqi'ah, 56 : 77-81]
Setelah membaca Qur’an , bacalah doa berikut:

اللهم ارحمنى بالقرأن واجعله لى إماما و نـورا و هدى ورحـمة. اللهم ذكرنى منه ما نسـيت وعلمني منه ما جهلت وارزقنى تلاوته أناء الليل و أطراف النهار واجعله لى حجة يا رب العالمـين
“Allahummar hamnii bil qur’aan waj’alhu lii imaamaaw wa nuuraw wa hudaw wa rahmah. Allahumma dzakkirnii minhumaa nasiita wa ‘alimna minhuma jahiltu wardzuknii tilaawatahu anaa allayli wa athraafan nahaari waj’alhulii hujjatallana laa hujjata yaa rabbil ‘aalamiin..”

“Ya Allah, rahmatilah aku dengan (barakah) Al-Quran. Jadikanlah ia pimpinan bagiku, cahaya, petunjuk dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah aku dengan (melalui) Al-Quran apa-apa yang aku terlupa; ajarkan kepadaku melaluinya apa-apa yang aku tidak tahu; berilah aku kefahaman dari pembacaannya pada waktu malam dan tepian siang. Jadikanlah dia bagiku hujjah, Ya Tuhan semesta alam.” (H.R. Abu mansyur dari Abi Dzar )
Adab Membaca Quran
1.Disunnahkan berwudhu
2.Menghadap kiblat
3.Ada sikap penghormatan hati untuk :
a.Mengagungkan dan memuliakan Al-Quran,
b.Membenarkan dan meyakini
c.dan berniat mengamalkan Al-Quran
d.berniat untuk menyampaikan/mengajarkan lagi kepada orang lain
4.Memilih tempat yang bersih
5.Disunnahkan membaca Ta’awwudz pada permulaan bacaan.
Firman Allah :

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْءَانَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (Q.S. An-Nahl : 98)
6.Sebagaimana memulai setiap perkataan dan perbuatan yang baik yang lain, maka memulai membaca Al-Quran pun dengan membaca Basmallah.
7.Sabda Nabi SAW :

كل أمر لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمـن الرحـيم فهو أجذم
Setiap perkara (amalan) yang tidak dimulai dengan membaca Bismillahirrahmanirrahiim, maka terputus berkahnya (bagaikan anggota badan yang terkena kusta) (H.R. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Mardawaih)
8.Membaca dengan tartil dan tajwid yang benar
9.Berusaha untuk menangis atau pura-pura menangis
10.Membaca dengan suara merdu
11.Boleh membaca jahar (dikeraskan) tetapi lebih baik dipelankan (terdengar oleh sendiri)
12.Memenuhi hak-hak Al-Quran
13.Tidak memotong bacaan dengan kegiatan lain
14.Al-Quran ditaruh di tempat yang dialas tinggi
15.Tidak menjadikan Al-Quran untuk bantal
Postingan artikel terkait:
[scReen saveR back to al-quR'an and hadith]
[scReen saveR al-quR'an]
Links:
[kewajiban membaca al-quRan]
http://www.eramuslim.com/ustadz/qrn/44acc11d.htm
  • Membaca Al-Quran Al-Kariem merupakan kewajiban tiap muslim, paling tidak di dalam shalat. Yaitu surat Al-Fatihah yang wajib dibaca saat melaksanakan ibadah shalat 5 waktu.
  • Dalil/perintah untuk membaca Al-Quran: “..Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan..” [QS Al-Muzzammil: 1-4], “..Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab dan dirikanlah shalat..” [QS Al-Ankabut: 45], “..karena itu bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an..” [QS Al-Muzzammil: 20], “..Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu..” [Al-Qiyamah:17-18], “..Barang siapa membaca satu huruf dari Quran, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat..” [HR Tirimizy dan Baihaqi].
  • Bila terjemahan Al-Quran itu dibaca, tidak mendatangkan pahala secara khusus. Berbeda dengan teks aslinya dalam bahasa Arab yang mendatangkan pahala.
[al-quR’an beRbicaRa tentang al-quR’an]
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatannur&id=204
  • Penjelasan keagungan dan kemuliaan Al-Qur’an: [1]. Al-Qur’an Merupakan Obat dan Rahmat [QS. 17:82], [2]. Al-Qur’an adalah Petunjuk dan Cahaya [QS. 5:16], [3]. Al-Qur’an Merupakan Kabar Gembira bagi Orang-Orang Beriman [QS. 17:9], [4]. Al-Qur’an Merupakan Hikmah yang Amat Agung [QS. 3:58], [5].Al-Qur’an Merupakan Peringatan dan Pelajaran [QS. 50:45, 10:57], [6]. Al-Qur’an adalah Ruh dan Kehidupan, [7]. Al-Qur’an Merupakan Samudra Ilmu Pengetahuan dan Penjelasan [QS. 6:38, 18:54, 16:89] [8]. Allah Telah Bersumpah dengan Al-Qur’an dan Menyifatinya dengan Kemuliaan [QS. 50:1, 47:24].
  • Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an dan Mengajarkannya: “Orang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”(HR. Al-Bukhari).
  • Keutamaan Membaca Al-Qur’an: QS. 35:29, “Bacalah oleh kalian Al-Qur’an, sesung-guhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi yang membacanya.” (HR. Muslim), “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka dia bersama para malaikat yang mulia dan baik-baik dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata serta ia mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih).
  • Rasulullah juga bersabda tentang orang yang tidak pernah membaca Al-Qur’an, “Sesungguhnya orang yang di dalam hatinya tidak terdapat sesuatu dari Al-Qur’an, ibarat rumah kosong dan rusak.” (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, “Hasan Shahih”).
  • Adab-Adab Membaca Al-Qur’an: [1]. semata-mata karena Allah, [2]. Bersuci dan bersiwak sebelum membaca Al-Qur’an, [3]. Jangan membaca Al-Qur’an di tempat-tempat kotor, seperti kamar mandi/tempat wudhu dan jangan membacanya dalam keadaan junub, [4]. Memulai membaca-nya mengucap ta’awudz, [5]. Membaca basmallah pada setiap permulaan surat, kecuali surat At-Taubah, [6]. Membaguskan bacaan sesuai kemampuan, [7]. Bersujud ketika melewati ayat-ayat Sajadah, [8]. Menghentikan bacaan ketika keluar angin, dan merasa ngantuk, [9]. Membaca dengan tartil dengan memperhatikan hukum-hukum tajwid, [10]. Membaca Al-Qur’an dengan niat untuk mengamalkannya, [11]. Disunnahkan bagi yang membaca Al-Qur’an, ketika melewati ayat-ayat tentang rahmat supaya memohonnya kepada Allah, dan berlindung kepada-Nya tatkala melewati ayat-ayat adzab.
  • Bentuk sikap menjauhi Al-Qur’an, di antaranya sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayim: 1. Tidak mau mendengarkan, meng-imani dan perhatian terhadapnya, 2. Tidak mau mengamalkannya, dan tidak menerima apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkan, 3. Tidak mau berhukum dan memu-tuskan perkara dengannya, baik dalam masalah ushul (pokok) agama maupun cabang-cabangnya, 4. Tidak mau mentadaburi, memahami serta mempelajari Al-Qur’an, 5. Tidak mau mempergunakannya sebagai penyembuh dan obat bagi berbagai penyakit hati.
[adab teRhadap al-quRan]
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatannur&id=77
  • Setiap muslim harus meyakini kesucian Kalam Allah, keagungannya, dan keutamaannya di atas seluruh kalam (ucapan). Al-Qur’anul Karim itu Kalam Allah yang di dalamnya tidak ada kebatilan. Al-Qur’an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah Ta’ala.
  • Wajib bagi kita menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur’an dan meng-haramkan apa yang diharamkannya. Diwajibkan pula beradab dengannya dan berakhlaq terhadapnya.
  • Adab-adab membaca Al-Qur’an: [1] Membacanya dalam keadaan yang sempurna, suci dari najis, dan dengan duduk yang sopan dan tenang. [2] Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca. [3] Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’. [4] Agar membaguskan suara di dalam membacanya. [5] Dimulai dengan Isti’adzah. [6] Berusaha mengetahui artinya dan memahami inti dari ayat yang dibaca dengan beberapa kandungan ilmu yang ada di dalamnya. [7] Tidak mengganggu orang yang sedang shalat, tidak perlu membacanya dengan suara yang keras. Bacalah dengan suara yang lirih atau dalam hati secara khusyu’. [8] Jika ada yang membaca Al-Qur’an, maka dengarkanlah bacaannya itu dengan tenang. [9] Membaca Al-Qur’an dengan saling bergantian. [10] Berdo’a setelah membaca Al-Qur’an.
  • Setiap orang Islam wajib mengatur hidupnya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan harus dipelihara kesucian dan kemuliaannya, serta dipelajari ayat-ayatnya, dipahami dan dilaksanakan sebagai konsekuensi kita beriman ke-pada Al-Qur’an. (Abu Habiburrahman)
[disunnahkan mempeRbanyak membaca al-quR'an]
http://www.almanhaj.or.id/content/566/slash/0
  • Allah telah menurunkan Al-Qur’an untuk diimani, dipelajari, dibaca, ditadabburi, diamalkan, dijadikan sandaran hukum, dijadikan rujukan dan untuk dijadikan obat dari berbagai penyakit dan kotoran hati serta untuk hikmah-hikmah lain yang Allah kehendaki dari penurunannya.
  • Hendaknya seorang hamba bertakwa kepada Allah dalam (rangka menyelamatkan) dirinya dan hendaknya dia berkemauan keras untuk mengambil manfaat dari Al-Qur’an dalam segala hal.
  • Membaca Al-Qur’an disyari’atkan dan disunnahkan memperbanyak membacanya serta mengkhatamkannya sebulan sekali, namun ini tidak wajib.
[ta'awudz dan basmalah tidak peRlu untuk membaca al-quR'an??]
http://www.eramuslim.com/ustadz/qrn/448b5758.htm
  • Membaca ta’awwudz yaitu lafadz a’udzu billahi minasysyaithanirrajim adalah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada setiap kali kita membaca Al-Quran.
  • Sama sekali tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa masing-masing juz itu terkait dengan tanggal kelahiran seseorang. para shahabat hingga para tabi’in dan para pengikut mereka yang shalih sepanjang zaman tidak pernah mengaitkan urutan juz dalam Al-Quran dengan tanggal kelahiran seseorang. Perbuatan ini tidak lebih dari bid’ah yang dibuat-buat oleh para zindiq yang bertujuan mengacaukan ilmu Al-Quran. Dan hanya orang awam saja yang akan tertipu dengan pola pembagian juz Al-Quran dengan menggunakan tanggal kelahiran.
[meRenungkan isi al-quR'an]
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatannur&id=319
  • Merenungkan makna al-Qur’an pada prinsipnya adalah dengan cara mentadabburi dan memikirkannya. Seorang yang bagus bacaannya adalah apabila hatinya telah melunak dengan kalam Rabbnya, konsentrasi dalam mendengarkan dan menghadirkan segenap hati terhadap makna-makna sifat dari Dzat yang berbicara kepadanya, memperhatikan kekuasaan Nya, meninggalkan ketergantungan terhadap pengetahuan dan akalnya, melepas segala rasa keberdayaan dan kekuatan diri, mengagungkan Dzat yang berfirman kepadanya, merasa hina dengan kemampuan pemahaman nya.
  • Selayaknya seseorang yang membaca al-Qur’an mengetahui bahwa dirinya adalah yang sedang menjadi obyek sasaran dari pembicaraan al-Qur’an itu, dan dirinyalah yang mendapat ancaman. Dan kisah-kisah yang ada memberikan pelajaran. Maka ketika itu dia membaca al-Qur’an seperti membaca nya seorang budak, dan dirinya sedang menjadi sasaran dari tulisan tuannya. Maka hendaklah dia merenungkan al-Kitab dan mengamal kan apa yang menjadi tuntutannya.
  • Merupakan kewajiban bagi siapa saja -yang dikhususkan oleh Allah dengan menghafal al-Qur’an- agar membaca dengan bacaan yang sebenarnya (haqqa tilawatih), mentadabburi dengan hakikat ibrah dan pelajarannya, memahami segela keistimewaannya dan mencari tahu apa yang asing baginya. [Al-Imam al-Qurthubi]
  • Hendaknya dibaca dengan tenang, pelan-pelan dan tartil, dan merupakan kemuliaan al-Qur’an hendaknya (dalam membaca) dengan mencurahkan ingatan dan segenap pemahaman sehingga dapat mencerna apa yang difirmankan itu. Termasuk memuliakan al-Qur’an juga hendaknya berhenti pada ayat-ayat janji (wa’d) dan berharap kepada Allah subhanahu wata’ala serta memohon keutamaan dari-Nya, berhenti pada ayat ancaman (wa’id) dan memohon perlindungan kepada Allah darinya. [Al-Hakim at-Tirmidzi]
  • Apabila membaca al-Qur’an dengan tafakkur sehingga tatkala melewati ayat yang dia (pembaca) butuh terhadap ayat itu untuk mengobati hatinya, maka hendaknya dia mengulang-ulang ayat itu. Karena membaca satu ayat dengan tafakkur dan pemahaman, lebih baik daripada menghatamkan bacaan dengan tanpa tadabbur dan pemahaman. Dan juga lebih bermanfaat bagi hati, lebih dapat menghantarkan kepada tercapainya kesempurnaan iman serta rasa manisnya al-Qur’an.[Imam Ibnul Qayyim]
  • Kriteria minimal tartil adalah dengan meninggalkan ketergesaan dalam membaca al-Qur’an, dan yang sempurna adalah tartil di dalam membaca, merenungi ayat-ayat itu, memahaminya, serta mengambil pelajaran darinya meskipun sedikit di dalam membaca, dan ini lebih baik daripada terus membaca dengan tanpa pemahaman sama sekali. [Ibnu Muflih]
  • Seseorang yang membaca al-Qur’an hendaknya memperbagus suaranya dan membacanya dengan rasa takut dan dengan tadabbur. [Imam Ahmad bin Hanbal]
  • Hendaknya hati sibuk memikirkan makna-makna ayat yang dilafazhkan, sehingga mengetahui masing masing ayat, lalu merenungkan perintah-perintah dan larangan-larangannya, serta berkeyakinan untuk menerima itu semua. Jika pada masa lalu ia termasuk orang yang tidak perhatian terhadap masalah itu, maka dia meminta ampun dan beristighfar, jika melewati ayat rahmat maka dia gembira dan memohonnya, atau melewati ayat adzab maka merasa takut dan meminta perlidungan, atau melewati ayat tentang penyucian atau tasbih kepada Allah subhanahu wata’ala,ƒnmaka hendak nya menyucikan dan mengagungkan-Nya, atau melewati ayat yang berisikan doa, hendaknya merendah diri dan memintanya. [Imam as-Suyuthim]
  • Dalam membaca al-Qur’an hendaknya menjadikan makna sebagai tujuan, sedangkan lafazh sebagai sarana untuk memahami makna, maka hendaknya melihat kepada siyaqul kalam (arah pembicaraan) serta kepada siapa pembicaraan itu ditujukan, lalu mempertemukan antara yang dia baca itu dengan pendapatnya dalam ayat yang lainnya. Dan hedaknya dia mengetahui bahwa al-Qur’an ditujukan untuk memberi petunjuk kepada seluruh manusia. Jika seorang memang telah mencurahkan seluruh perhatian dalam mentadabburi dan memahami Al-Qur’an maka Allah swt akan memuliakan hamba-Nya, dan Allah swt tentu akan membukakan ilmu-Nya berupa hal-hal yang tadinya tidak mampu dia usahakan. [al-’Allamah as-Sa'di]
[tidak taRtil dalam membaca al-quRan, bOlehkah?]
http://salam-online.web.id/2007/07/22/tidak-tartil-dalam-membaca-al-quran-bolehkah.html
  • Dalam membaca al-Qur’an disunnahkan membacanya dengan tartil, yaitu pelan dan membaguskan bacaannya (sesuai tuntunan tajwid) serta bertadabbur (mengangan-angan maknanya) dalam hati akan isi setiap ayat yang dibaca. [QS. Al-Muzammil:4], [QS. Shad:27].
  • Apabila kurang fasih membacanya, atau sering salah melafalkan dengan tanpa sengaja, maka hukumnya tidak apa-apa. Namun bukan berarti boleh terus membaca apa adanya. Anda harus berlatih terus demi meningkatkan kemampuan membaca, sampai akhirnya bisa fasih sesuai dengan tuntunan tajwid. Karena kesalahan membaca (hurufnya dan panjang-pendeknya) tentu akan merubah makna dan tujuan yang tersirat. Juga hendaknya tidak melupakan hal lain yang paling urgen dalam membaca al-Qur’an yaitu bertadabbur (mengangan-angan) akan makna dan maksud setiap ayat.
[hukum tidak membaca al-quR'an]
http://www.almanhaj.or.id/content/2149/slash/0
  • Disunnahkan bagi seorang mukmin dan mukminah untuk memperbanyak bacaan terhadap Kitabullah disertai dengan tadabur dan pemahaman, baik melalui mushaf ataupun hafalan.
  • Agar memperbanyak bacaan Al-Qur’an dengan cara mentadabburi, memahami dan berbuat ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala disertai tujuan untuk mendapatkan faedah dan ilmu. Dan, hendaknya pula dapat mengkhatamkannya setiap bulan sekali dan bila ada keluangan, maka lebih sedikit dari itu lagi sebab yang demikian itulah kebaikan yang banyak. Boleh mengkhatamkannya kurang dari seminggu sekali dan yang utama agar tidak mengkhatamkannya kurang dari tiga hari sekali karena hal seperti itu yang sesuai dengan petunjuk Nabi SAW kepada Abdullah bin Amr bin Al-Ash dan karena membacanya kurang dari tiga hari akan menyebabkan keterburu-buruan dan tidak dapat mentadabburinya.
  • Tidak boleh membacanya dari mushaf kecuali dalam kondisi suci, sedangkan bila membacanya secara hafalan (di luar kepala) maka tidak apa-apa sekalipun tidak dalam kondisi berwudhu’./
[beRusahalah untuk mempeRbaiki bacaan al-quR'an]
http://www.almanhaj.or.id/content/1410/slash/0
  • Berusahalah untuk memperbaiki bacaanmu dengan cara belajar kepada salah seorang ahli Al-Qur’an (Al-Qura) yang sudah mu’tabar (dianggap keberadaannya) dan perbanyaklah membaca apa-apa yang telah engkau kuasai.
[wajib sungguh-sungguh dalam mengeluaRkan semua huRuf dari makhRajnya]
http://www.almanhaj.or.id/content/1403/slash/0
  • Wajib bagi orang yang tidak mampu melafalkan [dhadh] dari makhrajnya berusaha semaksimal mungkin dan mengerahkan kemampuannya untuk melatih lidah melafalkan [dhadh] dari makhrajnya dan mengucapkannya dengan ucapan yang benar. Bila ia tetap tidak mampu padahal sudah berusaha semampunya, maka dia itu dimaafkan dan tidak ada kewajiban. Kecuali mengucapkan sesuai kemampuannya.
[bisakah mengaji lewat mp3 playeR?]
http://www.eramuslim.com/ustadz/fqk/4456f9e2.htm
  • Yang lebih penting dari Al-Quran itu bukan semata-mata kemampuan kita mengejanya, melainkan mampu membunyikannya dengan benar, sesuai dengan hak masing-masing huruf. Seseorang mampu membaca Al-Quran tanpa mengeja, berarti dia hafal Al-Quran. Dan hal itu tentu lebih utama dari sekedar mampu mengeja hurufnya semata.
  • Memang tidak salah bila anda memanfaatkan MP3 player untuk belajar Al-Quran, tapi ketahuilah bahwa masih ada satu fungsi mendasar yang belum bisa dicover olehnya. Yaitu fungsi untuk mengevaluasi atau membetulkan bacaan si murid. Padahal fungsi ini sangat vital dan tidak mungkin ditinggalkan.
[peRbaikilah niat anda dan peRbanyaklah membaca al-quR'an]
http://www.almanhaj.or.id/content/1038/slash/0
  • Obat lupa dalam menghapal Qur’an: Perbaiki niat anda dalam membaca Al-Qur’an. Jika telah hafal satu surat, maka seringlah membaca dan mengulang-ngulangnya sampai mantap dan kuat, jangan pindah ke surat lain, kecuali bila engkau sudah menghafalnya dengan itqan (mantap).
[membaca al-quR'an bagi wanita haid]
http://www.almanhaj.or.id/content/902/slash/0
  • Yang lebih utama bagi seorang wanita haidh adalah tidak membaca Al-Qur’an kecuali jika hal itu dibutuhkan, seperti seorang guru wanita atau seorang pelajar putri atau situasi-situasi lain yang serupa dengan guru dan pelajar itu.
[hukum membaca al-quR'an bagi yang sedang junub]
http://www.almanhaj.or.id/content/931/slash/0
  • Tidak boleh bagi orang yang sedang junub untuk membaca Al-Qur’an sebelum ia mandi junub, baik dengan cara melihat Al-Qur’an ataupun yang sudah dihafalnya. Dan tidak boleh baginya membaca Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci yang sempurna, yaitu suci dari hadats yang paling besar sampai hadats yang paling kecil.
  • Tidak diharamkan bagi orang yang sedang junub atau sedang haidh atau yang tidak berwudhu untuk menyentuh buku atau majalah yang didalamnya terdapat ayat-ayat Al-Qur’an , karena buku-buku dan majalah-majalah itu bukan Al-Qur’an.
[seyOgyanya menjaga hafalan al-quR'an sehingga tidak lupa]
http://www.almanhaj.or.id/content/779/slash/0
  • Tidak selayaknya seorang hafizh lalai dari membacanya dan tidak maksimal dalam menjaganya. Seyogyanya dia mempunyai wirid (muraja’ah) harian agar dapat menghindari dari lupa sambil mengharap pahala dan mengambil pelajaran hukum-hukumnya, baik yang berupa aqidah maupun amalan. Namun orang yang hafal sedikit dari Al-Qur’an lalu lupa, karena banyak kesibukan atau karena lalai, maka dia tidak berdosa. Adapun hadits yang mengandung ancaman bagi orang yang menghafal kemudian lupa, tidak benar dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[hukum mengucapkan shadaqallahul azhim ketika selesai membaca al-quR'an]
http://www.almanhaj.or.id/content/1862/slash/0
  • Ucapan, “Shadaqallahul ‘azhim” setelah membaca Al Qur’an adalah bid’ah, karena Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya, demikian juga para khulafa’ur rasyidin, seluruh sahabat radhiyallaHu ‘anHum dan imam para salafus shalih, padahal mereka banyak membaca Al Qur’an, sangat memelihara dan mengetahui benar masalahnya. Jadi, mengucapkannya dan mendawamkan pengucapannya setiap kali selesai membaca Al Qur’an adalah perbuatan bid’ah yang diada – adakan.
[hukum membaca al-quR'an beRsama-sama, membagi bacaan al-quR'an untuk ORang-ORang yang hadiR]
http://www.almanhaj.or.id/content/1958/slash/0
  • Pada dasarnya membaca Al-Qur’an haruslah dengan tatacara sebagaimana Rasullah SAW mencontohkannya bersama para shahabat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak ada satupun riwayat dari beliau dan para shabatnya bahwa mereka membacanya dengan cara bersama-sama dengan satu suara. Akan tetapi mereka membacanya sendiri-sendiri atau salah seorang membaca dan orang lain yang hadir mendengarkannya.
  • Jika yang dimaksud adalah bahwasanya mereka membacanya dengan satu suara dengan ‘waqaf’ dan berhenti yang sama, maka ini tidak disyariatkan. Paling tidak hukumnya makruh, karena tidak ada riwayat dari Rasulullah SAW maupun para shahabat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun apabila bertujuan untuk kegiatan belajar dan mengajar, maka saya berharap hal tersebut tidak apa-apa.
  • Adapun apabila yang dimaksudkan adalah mereka berkumpul untuk membaca Al-Qur’an dengan tujuan untuk menghafalnya, atau mempelajarinya, dan salah seorang membaca dan yang lainnya mendengarkannya, atau mereka masing-masing membaca sendiri-sendiri dengan tidak menyamai suara orang lain, maka ini disyari’atkan.
  • Membagi juz-juz Al-Qur’an untuk orang-orang yang hadir dalam perkumpulan, agar masing-masing membacanya sendiri-sendiri satu hizb atau beberapa hizb dari Al-Qur’an, tidaklah dianggap secara otomatis sebagai mengkhatamkan Al-Qur’an bagi masing-masing yang membacanya. Adapun tujuan mereka dalam membaca Al-Qur’an untuk mendapatkan berkahnya saja, tidaklah cukup. Sebab Al-Qur’an itu dibaca hendaknya dengan tujuan ibadah mendekatkan diri kepada Allah dan untuk menghafalnya, memikirkan dan mempelajari hukum-hukumnya, mengambil pelajaran darinya, untuk mendapatkan pahala dari membacanya, melatih lisan dalam membacanya dan berbagai macam faedah-faedah lainnya.
[memuliakan al-quR`an bukan dengan menciumnya]
http://zahrotul.wordpress.com/2008/03/01/memuliakan-al-quran-bukan-dengan-menciumnya/
  • Kebanyakan orang mengatakan bahwa perbuatan mengecup mushaf Quran tersebut tidak lain kecuali untuk menampakkan pemuliaan dan pengagungan kepada Al-Qur`anul Karim. Namun bentuk pemuliaan dan pengagungan seperti itu tidak dilakukan oleh generasi yang awal dari umat ini, yaitu para shahabat Rasulullah SAW, demikian pula oleh tabi’in dan atba’ut tabi’in” Tanpa ragu jawabannya adalah sebagaimana kata ulama salaf, “Seandainya itu adalah kebaikan, niscaya kami lebih dahulu mengerjakannya.” Jadi perbuatan mencium Al-Qur’an merupakan perbuatan bid’ah.
[caRa mudah hafal al quRan]
http://dsusetyo.wordpress.com/2008/04/16/cara-mudah-hafal-al-quran/
  • Cara menghafal Al-Qur’an: [1]. Niat ikhlas, [2]. Hatinya bersih, perbanyak ber-istighfar, [3]. Mohon kepada Allah agar Ia tolong kita mudah hafalkan AlQuran letakkan kefahaman itu dalam hati kita, [4]. Hafalkan sedikit demi sedikit, 1 ayat sehari, [5]. Setelah beberapa hari gabung ayat2 yang sudah dihafalkan. [6]. Demikian seterusnya sampai khatam seluruh AlQuran.
  • Kuncinya: • niat ikhlas, • istighfar sungguh, • minta tolong Allah fahamkan, • sedikit demi sedikit, • diulang-ulang, • istiqamah dan shabar.
[hafizh qur’an]
http://harapandiri.wordpress.com/2008/04/14/168/
  • Para hafiz al-qur’an memiliki kemulian tersendiri dimata Allah Swt, Imam Thabrani rah.a telah meriwayatkan, bahwa Anas ra mengatakan Rasululah saw bersabda, “Barangsiapa mengajarkan anaknya membaca Al-Qur’an, maka dosa-dosanya yang akan datang dan yang telah lalu akan diampuni. Dan barangsiapa mengajarkan anaknya menjadi hafizh Al-Qur’an, maka pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya seperti cahaya bulan purnama, dan dia akan berkata kepada anaknya, ‘Mulailah membaca Al-Qur’an,’ Ketika anaknya mulai membaca satu ayat Al-Qur’an, maka bapaknya dinaikkan satu derajat oleh Allah Swt, sehingga terus bertambah tinggi hingga tamat.”

Imam Bukhari Kelahiran Dan Masa Kecil

Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al Bukhari,
namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari.

Tuhfa Al Bari Fi Sharh Sahih 
Al Bukhari (1/7)                  Complete Sahih Bukhari in 
English (9 Vols)
Beliau lahir pada hari Jumat,tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama
Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi
orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman
el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan
keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat
karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya
tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo'a untuk kesembuhan
beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10
tahun matanya sembuh secara total.

Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini
bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.

Personal Name Gift - 
"BUKHARI" Set of 4 Mini-Mousepad Coasters (black design)                 The Sultan of Madinah
Tempat beliau lahir kini termasuk wilayah Rusia, yang
waktu itu memang menjadi pusat kebudayaan ilmu pengetahuan Islam
sesudah Madinah, Damaskus dan Bagdad. Daerah itu pula yang telah
melahirkan filosof-filosof besar seperti al-Farabi dan Ibnu Sina.
Bahkan ulama-ulama besar seperti Zamachsari, al-Durdjani, al-Bairuni
dan lain-lain, juga dilahirkan di Asia Tengah. Sekalipun daerah
tersebut telah jatuh di bawah kekuasaan Uni Sovyet (Rusia), namun
menurut Alexandre Benningsen dan Chantal Lemercier Quelquejay dalam
bukunya "Islam in the Sivyet Union" (New York, 1967), pemeluk Islamnya
masih berjumlah 30 milliun. Jadi merupakan daerah yang pemeluk
Islam-nya nomor lima besarnya di dunia setelah Indonesia, Pakistan,
India dan Cina.

agama

Lazimnya, pada awalnya, kita beragama cuma ikut orang tua saja. Kita tak pikir agama itu benar atau salah.

Jika kita lahir di timur dari keluarga islam, maka kita islam.
Jika kita lahir di barat dari keluarga christian, maka kita christian.
Jika kita lahir di Himalaya dari keluarga budha, maka kita jadi bhisksu.

19 keyakinan, meski yakin sangat dengan seyakin-yakinnya, maka tetap lah tak bermakna ada 19 Tuhan,tetap Tuhan cm 1 !

1 Tuhan bmakna 1 Agama yg sebenar,macam mana kita boleh tahu sebuah agama benar???

Jadi, dalam soalan ini kita TIDAK BICARA TENTANG KEYAKINAN, tapi kita paparkan BUKTI KEBENARAN.

Jika Islam Benar, apa buktinya?
Jika Christian Benar, apa buktinya?


JADI, AGAMA MANA YANG BENAR?

Untuk membuktikan sebuah agama benar, maka tak boleh ditengok dari kesalahan ummatnya, kerana ummat tetaplah manusia yg tak sempurna.

Jika di negeri muslim ramai orang miskin yg beragama islam, maka itu tak bererti islam buruk, kerana di philipin yg miskin sangat agamanya ialah katholik.

Jika di negeri muslim ramai pesalah/penjahat yg masuk lokap/penjara ialah ramai yg beragama islam, maka tak bererti islam buruk, kerana di brazil, venezuela, mexico, argentina yg menjadi pesalah/napi di lokap ialah beragama christian atau katholik.

Pembuktian sebuah agama benar pun tak boleh ditengok dari pendapat orang, kerana lain orang lain fikiran, & ada ramai pendapat orang dimuka bumi ini yg satu sama lain berbeza.

Pembuktian sebuah agama benar kena dilihat dari kitabnya, jika memang kitab itu dari Tuhan, maka TAK BOLEH ada kesalahan sesikit apapun.

Mari kita sama buktikan 2 hal sahaja:
1. Bukti nyata Qur'an ialah mukjizat terbesar & sepanjang masa
2. Bukti nyata alkitab christian ramai kesalahan soalan ajaran & ayatnya

Ramai dalam Qur'an disebut Taurot & Injil yg kena kita imani, tapi Taurot & Injil itu sudah tak suci lagi, maknanya, ayat yg betul itu ada, tapi yg salah pun banyak sangat, jumlahnya menjumpai RIBUAN KESALAHAN.

Dan, ramai pulak ajaran dalam alkitab christian yg tak diketahui, disembunyikan, tak dilaksanakan, diingkari & bahkan diejek pulak oleh ummat christian sendiri.

Dan dalam posting hari hari lalu, kita sudah bahas banyak bukti kebenaran Quran & kesalahan Alkitab chistian.


Kristen Keliru? :

1. Nabi Isa Menyuruh menyembah cuma pada ALLAH sahaja
----> Gereja ajarkan "Tuhan" bapak, "Tuhan" anak & "Tuhan" roh

2. Nabi Isa Tidak pernah menyuruh orang menyembah dirinya
----> Gereja ajarkan menyembah Jesus.

3. Nabi Isa mengajarkan Syahadat
----> Gereja ajarkan baptis "Tuhan" bapak, "Tuhan" anak & "Tuhan" roh

4. Nabi Isa mengajarkan shalat dengan sujud setiap hari
----> Gereja ajarkan 1 minggu 1x tanpa sujud

5. Nabi Isa mengajarkan hadap kiblat
----> Gereja ajarkan menyanyi nyanyi

6. Nabi Isa mengajarkan berwudhu dahulu sebelum shalat
----> Gereja menghapus wudhu, padahal ayatnya jelas

7. Nabi Isa mengajarkan buka kasut/alas kaki jika masuk rumah ibadah
----> Gereja ajarkan guna kasut masuk gereja

8. Nabi Isa mengajarkan sunat
----> Gereja kata sunat cuma adat, padahal perintah & ancaman jelas

9. Nabi Isa mengajarkan berdoa pada ALLAH
----> Gereja ajarkan berdoa pada Jesus, Maria, Malaikat, Santo

10. Nabi Isa mengajarkan menuruti hukum Taurat
----> Gereja ajarkan Taurat tak penting

11. Nabi Isa melarang menghapus hukum Taurat setitik kecilpun
----> Gereja ajarkan Taurat dihapus

12. Nabi Isa mengharamkan semua jenis babi
----> Gereja ajarkan makan babi

13. Nabi Isa mengajarkan Shalat Tahajjud
----> Gereja siang hari saja tak pernah, apalagi 1/3 malam terakhir

14. Nabi Isa mengajarkan minta ampun cuma pada ALLAH
----> Gereja ajarkan minta ampun pada pastor

15. Nabi Isa tak pernah ajarkan minta ampun melalui tiang salibnya
----> Gereja ajarkan dosa diampuni cuma dengan penyaliban

16. Nabi Isa mengajarkan dosa waris itu tak betul
----> Gereja ajarkan dosa Nabi Adam diwariskan kepada semua orang

17. Nabi Isa mengajarkan jika TUHAN itu cuma 1, yaitu ALLAH
----> Gereja ajarkan Tuhan ada 3

18. Nabi Isa mengajarkan jika dia cuma utusan ALLAH
----> Gereja ajarkan Jesus anak ALLAH

19. Nabi Isa mengajarkan jika dia ialah Nabi bagi bani Israel sahaja
----> Gereja ajarkan Jesus untuk seluruh dunia

20. Nabi Isa & para Nabi terdahulu mengajarkan pelihara janggut
----> Gereja menghilangkan ajaran pelihara janggut

21. Nabi Isa mengajarkan shalat berjamaah
----> Gereja mengajarkan nyanyi berjamaah... ???

22. Nabi Isa mengajarkan berdzikir & berdoa setelah sujud
----> Gereja tak tau apa lagi yg diajarkan...

24. Isa tak pernah tau Gereja karena itu adat Tradisional Roma, jauh dari daratannya.
----> Kristen Menyruh beribadah di Gereja

Dan Masih Banyak Lagi...


AL-QURAN LEBIH JENIUS DARI BUKU ENSIKLOPEDIA ASTRONOMI AMERIKA

Sebuah Kitab yg mengaku dari ALLAH, harus berani dihadapkan dengan segala macam soalan, segala zaman, segala segi, segala sisi, dari sudut manapun & harus sepanjang zaman.

Dari segi Sastra, matematika, astronomi, sains, tata negara, muamalat, ekonomi, Kode-kode angka, jumlah surah, jumlah ayat, jumlah kalimat, jumlah huruf, segala ilmu, segala abad, sejak penciptaan alam semesta, masa lalu, masa kini, masa depan, sehingga masa kiamat & kehidupan setelah kiamat sekalipun


Profesor Yoshihide Kozai mengatakan: "Saya sangat terkesan dengan penernuan kebenaran astronomi di dalam al-Quran." Prof. Kozai adalah pensiunan Guru Besar di Universitas Tokyo, Hongo, Tokyo, Jepang dan Direktur The National Astronomical Observatory, Mikata, Tokyo, Jepang.

Kami mempresentasikannya sejumlah ayat al-Quran yang menggambarkan awal mula penciptaan langit yang mana ada hubungan antara bumi dengan langit. Setelah mempelajari ayat ini, Profesor Kozai menanyakan kepada kami tentang al-Quran dan waktu ketika al-Quran diturunkan.

Kami memberitahukannya bahwa al-Quran diturunkan pada 1400 tahun yang lalu dan kemudian kami menanyakannya tentang fakta yang terdapat pada ayat-ayat ini. Setelah kami menjawab, kami akan menunjukkannya teks al-Quran.

Dia menampakkan keterkejutannya lalu mengatakan bahwa al-Quran menggambarkan alam semesta seperti poin tertinggi, segala sesuatu yang telah dilihat secara terang dan jelas. Dialah yang telah mengatakan segala sesuatu yang kita hhat keberadaannya. Inilah poin yang tidak ada yang tidak dapat dilihat.

Kami menanyakannya, apakah poin itu pada saat cakrawala dalam bentuk asap. Beliau menjelaskan bahwa semua tanda dan indikasi itu berkumpul untuk membuktikan bahwa satu poin pada saat seluruh cakrawala itu tidak ada namun sebuah kumpulan asap. Hal ini memperkuat sebuah bukti yang tampak. Para ilmuwan sekarang dapat menyelidiki bintang baru yang terbentuk dari asap itu, yang mana keaslian dari alam semesta kita sebagaimana yang kita lihat.

Gambar ini baru saja diperoleh akhir-akhir ini dengan bantuan pesawat ruang angkasa. Hal ini ditunjukkan dengan salah satu bintang yang terbentuk dari asap. Lihatlah bagian asap bagian luar yang tampak kemerah-merahan sebagai awal dari kumpulan panas.

Dan lihatlah pusat awan dan bagaimana asap yang penuh asap itu kepadatannya yang tinggi menjadi bersinar. Bintang-bintang yang bersinar seperti yang kita lihat sekarang terbentuk dari asap yang menghiasi alam semesta. Kami menunjukkannya beberapa ayat ayat al Quran sebagai berikut:

"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu : Keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa, keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati. " (QS Fushshilat : 11)

Beberapa ilmuwan menggambarkan dukhaan atau asap "yang berkabut". Akan tetapi Profesor Kozai menjelaskan bahwa kabut tidak cocok dengan penggambaran asap ini, sebab kabut memiliki sifat yang khas, yaitu dingin sedangkan asap kosmis agak panas. Dukhaan pada kenyataannya tersusun dari gas yang tersebar yang mana zat padat itu terselamatkan.

Dan inilah penggambaran yang benar dari asap yang timbul di alam semesta sebelum bintang-bintang terbentuk. Profesor Kozai mengatakan bahwa karena asap itu panas, kita tidak dapat menggambarkan asap itu sebagai "kabut".

Dukhaan adalah kata deskriptif yang paling bagus yang dapat digunakan. Dengan cara inilah Profesor Kozai melanjutkan penelitiannya tiap-tiap ayat al-Quran yang kami tunjukkan kepadanya.

(Hal ini jauh berbeda dengan apa yg dikatakan alkitab kristian yg mengatakan jika pada awal penciptaan berupa air.

Kejadian 1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang DI ATAS PERMUKAAN AIR.

Tidak mungkin pada saat awal penciptaan alam semesta ini sudah ada air. Ini ialah suatu yang sama sekali tidak ilmiah dan terbukti salah.)

Akhirnya kami bertanya kepadanya: "Apa yang Anda pikirkan tentang fenomena ini yang telah Anda lihat, yakni permulaan ilmu pengetahuan untuk menemukan rahasia alam semesta, sedangkan beberapa rahasia ini telah diungkapkan di dalam al-Quran atau Sunnah?

Apakah Anda berpikir bahwa al-Quran yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW berasal dari manusia?"

Profesor Kozai menjawab: "Saya katakan, saya sangat terkesan dengan penemuan kenyataan astronomi di dalam al-Quran dan bagi kita, para ahli astronomi, mempelajari hal itu hanya sebagian kecil dari alam semesta.

Kita telah menghimpun kekuatan kita untuk memahami sebagian kecil. Sebab, bagian kecil dari langit tanpa berpikir keseluruhan isi alam semesta. Sehingga dengan membaca al-Quran dan menjawab pertanyaan, saya berpikir, saya dapat menemukan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta."

Profesor Kozai percaya bahwa al-Quran itu tidak mungkin berasal dari manusia. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa "Kami para ilmuwan memusatkan studi kita hanya pada area kecil, akan tetapi jika kita membaca al-Quran, kemudian kita akan terlihat gambar yang lebih luas dari alam semesta ini.

Para ilmuwan harus melihatnya dalam pandangan yang lebih luas dengan tidak terbatas dan pandangan yang sempit." Profesor Kozai mengakui hubungannya dengan kosmos, dia sekarang sanggup untuk menetapkan jalannya untuk masa depan.

Dia mengatakan dari sekarang dia akan merencanakan riset dengan petunjuk yang meliputi ayat al-Quran dari sudut pandang alam semesta. Allah Maha Besar dan Maha Agung. Inilah keajaiban yang abadi yang diulangi lagi.

Inilah keajaiban yang diberikan untuk kehidupan dan meyakinkan Muslim dan non-Muslim dan akan meyakinkan seluruh generasi sampai Hari Kiamat. Allah berfirman di dalam al Quran:

". . . . tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.. . . " (QS an-Nisa: 166)

"Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetuhuinya. Dan Tuhamu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. " (QS an-Naml: 93)

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. 4 An-Nisaa':82

Jadi,,, 1 lagi BUKTI,,, Islam TERBUKTI BENAR!
DARI ILMIAH,,,, Islam terbukti Benar
DARI KITAB LAIN,,, Islam terbukti Benar

Umat Islam Indonesia Terbukti Paling Toleran di Dunia

KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i
Lebih sebulan terakhir ini media massa yang mengidap Islamophobia memaksakan opini issue toleransi dan kebebasan beragama. Opini itu menuduh seolah-olah umat Islam anti toleransi dan anti kebebasan beragama. Tuduhan ini jelas salah alamat dan jauh dari fakta yang sebenarnya.
Bahwa umat Islam Indonesia merupakan jumlah mayoritas mutlak di Indonesia tak bisa dipungkiri. Di antara jumlah total rakyat saat ini: 238.000.000, hampir 90% beragama Islam dan merupakan negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia.
Sebagai kelompok mayoritas mutlak seperti itu, umat Islam terbukti tidak pernah memaksakan kehendaknya dan aspirasinya kepada kelompok lain. Bahkan penghargaan kepada kelompok-kelompok minoritas yang dibuat berdasarkan keputusan pemerintah, tidak pernah ditentangnya. Contoh paling mencolok adalah pemberian hak libur kepada penganut agama minoritas. Mula-mula pemerintah menetapkan hari libur hanya kepada Islam dan Nasrani. Hak lbur Nasrani pun diberikan hampir setara penganut Islam. Jika umat Islam mengenal hari libur : Idul fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan 1 Muharram (5 hari libur), maka orang Nasrani pun diberi hari libur yang hampir sama, yakni : Natal, Wafatnya Isa Al Masih dan Paskah (3 hari libur). Padahal jumlah orang Nasrani hanyalah 8% saja. Sungguh berlebihan toleransi umat Islam Indonesia ini.
Bandingkan nasib umat Islam di negara-negara barat yang minoritas, seperti Australia, Amerika Serikat dan Eropa. Tidak satu pun di negara-negara barat ini, umat Islam diberi hak libur pada hari rayanya. Padahal jumlah umat Islam di berbagai negara itu semakin hari semakin besar jumlahnya seperti di Rusia, Amerika Serikat, bahkan di China jumlahnya lebih 100 juta jiwa, juga di India. Bagi orang tua yang mempunyai anak dan bersekolah di Amerika, di Australia dan Eropa, jangan kaget  jika di hari raya Idul Fitri anak-anak mereka harus masuk sekolah bahkan ujian.
Anugerah toleransi umat Islam kepada kelompok minoritas, bahkan ditingkatkan di era presiden Gus Dur. Kepada penganut Hindu Bali yang tak lebih jumlahnya hanya 1% diberikan libur nasional: Nyepi. Begitu halnya kepada penganut Budha, diberi hari libur Waisak. Bahkan kepada golongan China yang biasanya sudah merayakan waisak, bahkan diberi hari libur Imlek.
Fakta yang dibeberkan di atas jelas-jelas secara telak telah membantah adanya isu yang telah digelindingkan secara tendensius oleh Jaringan Islam Liberal dan kaum Orientalis, seolah-olah umat Islam Indonesia anti toleransi. Jika kita mau membuka sejarah awal kemerdekaan pun, tercatat umat Islam rela menghapus tujuh kata dalam pembukaan UUD yang mereka anggap bernafaskan Islam. Mereka yang minoritas menentang habis-habisan dan tokoh Islam pun surut memberikan toleransi yang kongkrit dengan mencabut tujuh kata yang bersejarah itu.
Mau bukti yang lain, yakni masalah pendirian gereja. Dikesankan umat Islam menentang pendirian pembangunan gereja dengan kekerasan bahkan anarkisme. Sebenarnya umat Islam hanyalah meminta ditegakkannya peraturan yang termaktub dalam SKB tiga menteri yang kini istilahnya menjadi PMB. Fakta dalam kaitan pembangunan gereja, umat Islam di sekitar Ibukota saja begitu berlebihan memberikan toleransi pembangunan gereja. Contohnya, di Cijantung, Jakarta Timur di jalan masuk dekat GOR Jakarta Timur, hanya terdapat satu buah masjid saja, sementara gereja berdiri sedikitnya 6 buah. Begitu juga di daerah Depok, di satu jalan yang terjulur dua arah terdapat satu masjid yang dikepung oleh tujuh gereja. Cerita serupa juga terjadi di daerah Tangerang ke arah Balaraja. Perhatikan sepanjang jalan dari Pekanbaru ke Dumai, ratusan gereja berdiri tapi bangunannya kosong melompong. Begitu juga di berbagai propinsi lain. Untuk apa semua itu?
Fakta-fakta yang mengemuka di atas kiranya benar adanya. Sebaliknya opini seolah-olah umat Islam anti toleransi, justru terbukti jauh dari kebenaran, bahkan mengarah menjadi fitnah yang amat keji. Kiranya kita hentikan kampanye dan opini menyesatkan belakangan ini, yang justru mengarah pada perpecahan bangsa Indonesia. Kita berdoa ke hadirat Illahi Rabbi, agar umat Islam dijauhkan dari fitnah keji seperti ini. Amin Ya Mujibassailin.
Oleh: KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i (Pimpinan Perguruan Islam Assyafi’iyah Jakarta)

Hunter Time

DUNIAKU 54 PERSEN. Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More